Titrasi-titrasi yang melibatkan reaksi pengendapan tidak berjumlah banyak dalam analisis titimetri seperti titrasi-titrasi yang melibatkan dalam reaksi redoks atau asam basa. Kenyataannya, dalam permulaan kuliah, contoh-contoh dari titrasi semacam ini biasanya dibatasi pada yang melibatkan pengendapan dari ion perak dengan anion-anion seperti halogen atau tiosinat. Salah satu alasan terbatasnya penggunaan reaksi semacam ini adalah kurangnya indikator yang cocok. Dalam beberapa kasus, terutama dalam titrasi dari larutan encer, tingkat reaksinya terlalu lambat untuk kenyamanan sebuah titrasi. Ketika mendekati titik ekivalen dan titran ditambahkan secara perlahan, penjenuhan yang luar biasa tidak terjadi dan tingkat pengendapan menjadi amat lambat. Kesulitan lainnya adalah bahwa komposisis dari endapan pada umumnya tidak diketahui karena efek-efek pengendapan
Titrasi pengendapan merupakan analisis titrimetri berdasarkan
terbentuknya endapan antara reagen dengan analit dan reagen dengan
indikator dengan warna berbeda. Metode Mohr menggunakan reagen perak
nitrat dan indikator kromat. Terjadi pengendapan sempurna ion yang
sedang ditentukan dengan larutan perak, misalnya saja untuk titrasi ion
klorida, mula-mula akan terbentuk endapan putih AgCl sampai seluruh ion
klorida habis bereaksi. Keberadaan sedikit ion kromat mampu membentuk
endapan berwarna merah coklat dengan ion perak berlebih.
Dengan mengamati hasil kali kelarutan perak kromat dan perak klorida,
dapat diketahui bahwa kelarutan perak kromat sedikit lebih besar
dibandingkan kelarutan perak klorida. Dengan demikian jika pada larutan
campuran ion klorida dan ion kromat, seperti yang dimaksud diatas,
apabila tambahan larutan perak Nitrat, maka perak klorida akan mengendap
lebih dulu.
Titrasi pengendapan metode Mohr dapat berlangsung dengan baik, jika pH
larutan diatur antara 6,5-9,0. Dalam larutan asam dapat terjadi
perubahan kromat menjadi dikromat, sedangkan dalam larutan terlalu basa,
dapat terjadi pengendapan dari perak oksida.
Metode lain titrasi pengendapan adalah metode Volhard dengan
menggunakan pereaksi larutan perak nitrat, tiosianat dan indikator besi.
Metode ini merupakan titrasi tidak langsung dan sedikit lebih rumit
daripada metode Mohr. Metode ini dapat dipakai untuk menentukan kadar
ion halida.
Pada larutan ion halida, ditambahkan mula-mula jumlah tertentu perak
nitrat, selanjutnya kelebihan ion perak nitrat dititrasi kembali memakai
larutan tiosianat dan indikator besi. Kelebihan ion tiosianat dideteksi
memakai indikator besi, menghasilkan kompleks Fe(SCN)2+ yang berwarna
merah. Titrasi ini dapat dilakukan dalam suasana asam kuat.
Jika metode ini diterapkan terhadap ion klorida, harus diketahui bahwa
kelarutan perak klorida sedikit lebih besar dari kelarutan perak
tiosianat. Ini berarti bahwa endapan perak klorida harus dipisahkan atau
dilindungi agar tidak bereaksi dengan ion tiosianat. Biasanya dilakukan
cara kedua, yaitu endapan perak klorida dilapisi dengan nitrobenzena
sebelum dititrsi dengan larutan tiosianat.
No comments:
Post a Comment