Gout arthritis, atau lebih dikenal
dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit inflamasi yang
menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat
(kristal mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah
berlebihan di jaringan. Penyakit ini sering menyerang sendi metatarsophalangeal
1 dan prevalensinya lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus)
dan menyebabkan deformitas.
Asam urat merupakan produk metabolisme
purin dan pada manusia biasanya diekskresi bersama air seni. Secara normal
setiap individu memproduksi 600 – 800 mg asam urat setiap hari dan diekskresi
600 mg dalam urin. Individu yang mengeluarkan kurang dari 600 mg pada diet
purin diangggap overproduksi asam urat dimana kadar asam urat normal laki-laki
< 7 mg/dl dan perempuan < 6 mg/dl.
Umumnya gout menyerang ibu jari
kaki, tetapi juga mungkin terjadi di kaki, pergelangan kaki, pergelangan
tangan, jemari, siku. Gejalanya meliputi rasa nyeri hebat yang terjadi
tiba-tiba, sehingga menimbulkan kesulitan berjalan. Persendian yang terkena
menjadi nyeri, kemerahan, bengkak dan terasa hangat. Serangan gout terjadi
beberapa jam sehari. Ketika serangan itu terjadi, badan terasa menggigil,
demam, sakit. Jika tidak segera diobati, gejala-gejala itu akan memburuk dan
menyebabkan kecacatan.
Patofisiologi Gout Arthritis
Peningkatan kadar asam urat serum
dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat,
ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara
normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur,
yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).
1.
Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian
asam urat melalui prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat,
yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam
inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh
serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang
mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi
umpan balik oleh
nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.
2. Jalur
penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui
zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,
hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida
purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin
fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil
metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi
di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian
diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
Pada penyakit gout-arthritis,
terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme (pembentukan dan ekskresi) dari
asam urat tersebut, meliputi:
- Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik
- Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal
- Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)
- Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin
Peningkatan produksi atau hambatan
ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan
suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal.
Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal
mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan
inflamasi melalui beberapa cara:
1.
Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen
terutama C3a dan C5a. Komplemen ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut
neutrofil ke jaringan (sendi dan membran sinovium). Fagositosis terhadap
kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama
leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang
destruktif.
2.
Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal
urat dalam sendi akan melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan
berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF.
Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di samping itu
mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan protease.
Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.
Penimbunan
kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan
seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan
dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan
granulomatosa, yang ditandai dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh
makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis
yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan
dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain
(misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam
tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.
No comments:
Post a Comment